Pengertian Balada Adalah : Karakteristik, Jenis dan Contoh Balada W.S. Rendra

Arti Balada Adalah

Apa itu balada? Apa saja ciri-ciri balada? Puisi adalah sebuah bentuk atau cara mengekspresikan diri, menggambarkan imajinasi, kritik, pengalaman, kesenangan, dan juga nasehat menggunakan kata-kata. Salah satu bentuk puisi yang bisa kita jumpai adalah balada atau ballad.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti balada adalah puisi sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan terkadang berupa dialog. Untuk lebih memahami mengenai definisi balada, karakteristik dan contoh balada, mari kita simak ringkasan di bawah ini.

Baca Juga : Pengertian Puisi

Pengertian Balada

Definisi balada adalah salah satu jenis puisi baru yang berisi tentang sebuah kisah atau cerita tertentu dari kehidupan manusia, melalui pikiran dan perasaan yang berintikan budaya universal dan tidak terikat dengan ruang dan waktu.

Para penyair dan pencipta lagu biasanya menggunakan balada sebagai sarana menuangkan apa yang ada dibenaknya, sebab puisi balada adalah suatu wadah mengungkapkan getaran tabir hidup dalam lingkaran orbit kehidupan.

Karakteristik Balada

Puisi balada biasanya memiliki banyak baris yang biasanya disusun dalam empat baris per baitnya. Baris pertama dan kedua dibuat menggunakan rima dan baris ketiga dan keempat tidak menggunakan rima.

Polanya terlihat acak (AABC), akan tetapi bisa juga dibuat menggunakan rima pada baris kedua dan keempat, sedangkan baris pertama dan ketiga tidak (ABCB). Balada modern sering memilih bait yang lebih panjang dengan rima yang lebih longgar.

Puisi balada haruslah memiliki awal, lalu ada chorus dan diakhiri dengan klimaks. Chorus diletakkan pada baris ketiga atau keempat di dalam bait sebuah puisi balada, yang diulang beberapa kali di dalam puisi.

Dan harus relevan dengan jalan cerita dari puisi dan berisikan citra kuat yang bisa menempel dan diingat oleh pembaca. Sedangkan klimaks dapat menjadi hal paling dramatis yang terjadi pada karakter utama di dalam puisi. 

Adapun ciri-ciri balada secara umum antara lain seperti :

  • Berisi tentang sebuah tokoh dan memiliki alur cerita
  • Terdiri dari 3 bait yang masing-masing dengan 8 larik.
  • Memiliki sajak a-a-b-c, lalu polanya berubah menjadi a-b-c-b.
  • Larik terakhir yang berada pada bait pertama dipakai sebagai refren dalam bait-bait selanjutnya.
Puisi Balada Adalah

Jenis-Jenis Puisi Balada

Puisi balada terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi balada masa lalu dan puisi balada masa kini, berikut adalah penjelasannya :

1. Puisi Balada Masa Lalu

Puisi balada bisa dibuat dengan mengangkat kisah nyata dari masa lalu atau dari cerita-cerita fiksi, legenda dan mitos. Kejadian-kejadian yang dialami penyair dimasa lalu juga bisa dijadikan sebagai bahan untuk menulis sebuah puisi balada.

2. Puisi Balada Peristiwa Terkini

Puisi balada juga bisa dibuat berdasarkan kejadian yang baru saja terjadi atau dari hal-hal yang sedang hangat dibicarakan di media sosial.

Baca Juga : Pengertian Cerita fantasi

W.S. Rendra

Contoh Puisi Balada

Di bawah ini adalah beberapa contoh puisi balada karya W.S. Rendra.

1. Balada Orang-Orang Tercinta

Kita bergantian menghirup asam

Batuk dan lemas terceruk

Marah dan terbaret-baret

Cinta membuat kita bertahan

dengan secuil redup harapan

 

Kita berjalan terseok-seok

Mengira lelah akan hilang

di ujung terowongan yang terang

Namun cinta tidak membawa kita

memahami satu sama lain

 

Kadang kita merasa beruntung

Namun harusnya kita merenung

Akankah kita sampai di altar

Dengan berlari terpatah-patah

Mengapa cinta tak mengajari kita

Untuk berhenti berpura-pura?

 

Kita meleleh dan tergerus

Serut-serut sinar matahari

Sementara kita sudah lupa

rasanya mengalir bersama kehidupan

Melupakan hal-hal kecil

yang dulu termaafkan

 

Mengapa kita saling menyembunyikan

Mengapa marah dengan keadaan?

Mengapa lari ketika sesuatu

membengkak jika dibiarkan?

Kita percaya pada cinta

Yang borok dan tak sederhana

Kita tertangkap jatuh terperangkap

Dalam balada orang-orang tercinta 


2. Balada Ibu yang Dibunuh

Ibu musang di lindung pohon tua meliang

Bayinya dua ditinggal mati lakinya.

Bualan sabit terkait malam memberita datangnya

Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.


Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia

Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.

Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa

Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.


Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba

Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun

Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.

Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya


Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.

Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga

Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara

Lalu satu ketika di pohon tua meliang

Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.

Dan jalannya semua peristiwa

Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

 

Baca Juga : Pengertian Drama

3.  Balada Perempuan yang Tergusur

Hujan lebat turun di hulu subuh

disertai angin gemuruh

yang menerbangkan mimpi

yang lalu tersangkut di ranting pohon


Aku terjaga dan termangu

menatap rak buku-buku

mendengar hujan menghajar dinding

rumah kayuku.


Tiba-tiba pikiran mengganti mimpi

dan lalu terbayanglah wajahmu,

wahai perempupan yang tergusur!

Tanpa pilihan

ibumu mati ketika kamu bayi

dan kamu tak pernah tahu siapa ayahmu.

Kamu diasuh nenekmu yang miskin di desa.


Umur enam belas kamu dibawa ke kota

oleh sopir taxi yang mengawinimu.

Karena suka berjudi

ia menambah penghasilan sebagai germo.

Ia paksa kamu jadi primadona pelacurnya.


Bila kamu ragu dan murung,

lalu kurang setoran kamu berikan,

ia memukul kamu babak belur.

Tapi kemudian ia mati ditembak tentara

ketika ikut demontrasi politik

sebagai demonstran bayaran.


Sebagai janda yang pelacur

kamu tinggal di gubuk tepi kali

dibatas kota

Gubernur dan para anggota DPRD

menggolongkanmu sebagai tikus got

yang mengganggu peradaban.


Di dalam hukum positif tempatmu tidak ada.

Jadi kamu digusur.

Didalam hujuan lebat pagi ini

apakah kamu lagi berjalan tanpa tujuan

sambil memeluk kantong plastik

yang berisi sisa hartamu?

Ataukah berteduh di bawah jembatan?


Impian dan usaha

bagai tata rias yang luntur oleh hujan

mengotori wajahmu.

kamu tidak merdeka.

Kamu adalah korban tenung keadaan.

Keadilan terletak diseberang highway yang berbahaya

yang tak mungkin kamu seberangi.


Aku tak tahu cara seketika untuk membelamu.

Tetapi aku memihak kepadamu.

Dengan sajak ini bolehkan aku menyusut keringat dingin

di jidatmu?

O,cendawan peradaban!

O, teka-teki keadilan!


Waktu berjalan satu arah saja.

Tetapi ia bukan garis lurus.

Ia penuh kelokan yang mengejutkan,

gunung dan jurang yang mengecilkan hati.

Setiap kali kamu lewati kelokan yang berbahaya

puncak penderitaan yang menyakitkan hati,

atau tiba di dasar jurang yang berlimbah lelah,

selalu kamu dapati kedudukan yang tak berubah,

ialah kedudukan kaum terhina.


Tapi aku kagum pada daya tahanmu,

pada caramu menikmati setiap kesempatan,

pada kemampuanmu berdamai dengan dunia,

pada kemampuanmu berdamai dengan diri sendiri,

dan caramu merawat selimut dengan hati-hati.


Ternyata di gurun pasir kehidupan yang penuh bencana

semak yang berduri bisa juga berbunga.

Menyaksikan kamu tertawa

karena melihat ada kelucuan di dalam ironi,

diam-diam aku memuja kamu di hati ini.


Demikianlah artikel mengenai pengertian balada, karakteristik balada dan contoh puisi balada. Semoga tulisan diatas bermanfaat dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan pembaca.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel